Industri padat karya menyusut, 15 investor asing menjajaki investasi tekstil di Indonesia

Kamis, 31 Oktober 2024 – 20:44 WIB

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto mengungkapkan sekitar 15 investor asing di sektor padat karya akan menjajaki investasi tekstil di Indonesia. Hal ini selaras dengan situasi global Amerika Serikat (AS).

Baca juga:

Upaya pemerintah menyikapi kasus kebangkrutan Sritex dinilai tepat

Eirlangga menilai sektor padat karya dalam negeri perlu dikembangkan lebih lanjut. Sebab, industri ini menjadi kunci perekonomian nasional yang saat ini sedang terpuruk.

“Besok kita akan memiliki beberapa calon investor di sektor padat karya. Artinya, sektor ini harus dihidupkan kembali karena pada akhirnya produktivitas di industri itu yang menjadi kuncinya,” kata Airlanga di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta. , Kamis, 31 Oktober 2024.

Baca juga:

Pemerintah tengah mempertimbangkan usulan stimulus PPh 21 untuk industri padat karya yang diajukan pemerintah

Pekerja selesai membuat sarung di Pabrik Tekstil di Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 4 Januari 2019.

Foto:

  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Airlangga mengatakan ada 15 calon investor yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Kemudian investor ini membangun pabrik di Indonesia.

Baca juga:

Prabowo memuji Hercep karena membantu Sritex, karena peraturan Departemen Perdagangan berdampak buruk pada industri tekstil.

“Besok semua (investor) tekstil itu asing. Mereka akan pindah ke Indonesia, karena sebagian besar dari mereka sudah pernah berinvestasi di China sebelumnya, tapi dengan situasi dunia sekarang, mereka tidak akan mengambil kebijakan. pembeli “Di Amerika Anda harus mencari Tiongkok dan salah satunya,” katanya.

Selain ke Indonesia, para investor ini juga menjajaki investasi di Vietnam, kata Airlanga. Oleh karena itu, Airlanga meminta RI memanfaatkan peluang tersebut semaksimal mungkin.

Ia mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyelesaikan dokumen perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

“Ini investor baru ya, mereka ingin Indonesia dan Vietnam berbisnis dengan negara-negara Eropa atau Amerika. Dan itu hanya mungkin jika IEU-CEPA ditandatangani, karena tidak ada bea masuk untuk ekspor Vietnam ke Eropa dan Amerika.0 persen kalau Indonesia di atas 16 persen, 10 sampai 20 persen,” ujarnya.

Meski demikian, Airlangga menegaskan investor tertarik berinvestasi di Indonesia untuk menghindari akuisisi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.

“Tidak ada, tidak ada apa-apa. Mereka tidak tertarik dengan hal itu,” katanya.

Pailitnya Sritex, sebagaimana tertuang dalam keputusan nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg, menyangkut Sritex dan tiga anak perusahaannya, yakni PT Sinar Pantja Tjaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya.

Berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Semarang Niaga, Sritex terbukti lalai dalam memenuhi kewajibannya kepada pemohon, termasuk PT Indo Bharat Rayon, dalam Rencana Perdamaian (Homologisasi) pada 25 Januari 2022.

Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya, kata Hakim Moch Ansor seperti dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Semarang Niaga, Kamis 24 Oktober 2024.

Halaman berikutnya

“Ini investor baru ya, mereka ingin Indonesia dan Vietnam berbisnis dengan negara-negara Eropa atau Amerika. Dan itu hanya mungkin jika IEU-CEPA ditandatangani, karena tidak ada bea masuk untuk ekspor Vietnam ke Eropa dan Amerika.0 persen kalau Indonesia di atas 16 persen, 10 sampai 20 persen,” ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber