Senin, 7 Oktober 2024 – 09:37 WIB
VIVA – Pemerintah akan segera memberlakukan pembatasan bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite dan Solar. Mengingat belum dimanfaatkan sesuai peruntukannya, hal ini menjadi beban negara.
Baca juga:
Pertamina menemukan cadangan gas di Morowali, Sulawesi Tengah
Selain pembatasan tersebut, pemerintah melalui Pertamina meluncurkan bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Pertalite namun dengan harga lebih murah dibandingkan Pertamax RON 92.
Kepala Biro Komunikasi, Pelayanan Informasi Publik dan Kerjasama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Kahyono mengatakan, kualitas udara saat ini buruk, salah satu penyebabnya adalah bahan bakar yang digunakan mengandung sulfur yang tinggi. isi.
Baca juga:
Menteri ESDM Temui Dirut Pertamina, Pertalit Terbatas Bulan Ini?
Oleh karena itu, bahan bakar rendah sulfur baru sedang dikembangkan untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor dan akan diumumkan bersamaan dengan rencana pembatasan Pertalite.
Jadi sudah ada road map untuk menuju ke sana. Nanti paketnya (pembatasan Pertalite dan BBM baru), kata Agus kepada wartawan, dikutip, Senin 7 Oktober 2024.
Baca juga:
Pertamina telah mematuhi aturan BPH Migas terkait pungutan monopoli Autor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sudah mengetahui bahan bakar baru tersebut, namun sayangnya belum bisa memberikan informasi mengenai spesifikasi dan namanya.
“Saya kira saya akan mendapatkannya, saya hampir mendapatkannya, tapi saya belum berani membukanya. Teknologi bukanlah masalahnya. Yang penting adalah langkah apa yang kita ambil terlebih dahulu untuk mengurangi pencemaran lingkungan.”
Bahan bakar baru, yang mengandung lebih sedikit sulfur, dikatakan dapat mengurangi emisi dan memperbaiki lingkungan. Hasilnya, udara yang Anda hirup menjadi lebih bersih dan mengurangi penyakit pernafasan.
“Karena sulfurnya rendah, jadi tanggung jawab pemerintah untuk menguranginya. Jadi dari sekarang rata-ratanya 60, mungkin bisa di bawah 100. Dan saya kira subsidi ke BPJS juga sekarang dikurangi menjadi Rp 30 triliun, lanjutnya.
Salah satu kandidat kuat bahan bakar baru tersebut adalah Pertamax Green 92 yang artinya memiliki oktan lebih tinggi atau setara dengan Pertamax biasa, bedanya bahan bakar tersebut memiliki campuran sari tebu seperti Green 95.
Dijelaskan melalui situs resmi MyPertamina, calon bahan bakar baru tersebut merupakan kombinasi Pertalite dengan etanol 7 persen, artinya lebih tinggi 2 persen dibandingkan Pertamax Green 95 yang dijual saat ini.
Pertamax Green 95 pertama kali dijual pada tanggal 24 Juli 2023 dengan harga Rp 13.500 per liter, pada bulan Agustus dijual Rp 15.000 per liter dan pada bulan Oktober mencapai Rp 16.000 per liter, kemudian pada tahun 2024 dijual dengan harga Rp 13.900 per liter liter dan sekarang Rp 56 berkurang 13.
Soal banderol harganya, artinya dengan selisih 3 oktan lebih rendah, kecil kemungkinannya Pertamina akan menjual Pertamax Green 92 dengan harga sekitar Rp 12 ribu.
Halaman selanjutnya
Bahan bakar baru, yang mengandung lebih sedikit sulfur, dikatakan dapat mengurangi emisi dan memperbaiki lingkungan. Hasilnya, udara yang kita hirup menjadi lebih bersih dan mengurangi penyakit pernafasan. “Karena kandungan sulfurnya rendah, maka pemerintah bertanggung jawab untuk menurunkannya. Mulai saat ini rata-ratanya 60, mungkin di bawah 100. Dan saya kira ini akan terjadi. juga mengurangi subsidi ke BPJS yang saat ini diberikan sebesar Rp30 triliun,” ujarnya.