Nasib KSP pasca mundurnya Jokowi sebagai Presiden RI

Rabu, 2 Oktober 2024 – 22:50 WIB

Jakarta, VIVA – Pada awal pemerintahan Presiden Jokowi tahun 2014-2019 telah berdiri Kantor Staf Presiden atau KSP yang kemudian dikelola oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Seiring berjalannya waktu, dijabat oleh Teten Masduki dan hingga saat ini Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Masa Jabatan Jokowi Sebagai Presiden RI Berakhir pada 20 Oktober 2024, Bagaimana Nasib KSP di Bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto?

Baca juga:

Menhan Prabovo menyerahkan 769 alutsista baru kepada TNI sebagai kado HUT ke-79

Pasalnya, di akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi, Kantor Komunikasi Presiden atau Kantor Penghubung Presiden (PCO). Baik PCO maupun KSP dikatakan serupa fungsi dan tugasnya.

Jadi, KSP itu badan yang terstruktur ya, dan itu sangat bergantung pada pemimpin nasional, tergantung Presiden, apakah diselenggarakan dengan nama yang sama atau dengan nama yang berbeda atau bahkan tidak terorganisir, kata Moeldoko. jurnalis di kantornya pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca juga:

PAN berdoa agar banyak kader partai yang menjadi menteri di kabinet Prabowo

Moeldoko menjelaskan, sejarah KSP sudah ada sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto. Saat itu hanya format lembaganya saja yang mirip dengan KSP.
Saat itu, Moeldoko menyebut ada lembaga bernama Sekretaris Operasional Pengendalian Pembangunan (Sesda Lubang) yang bertugas mengawasi proyek-proyek strategis nasional.

Di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, atau SBY, lembaga tersebut dikenal sebagai Satuan Tugas Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP IV).

Baca juga:

INFOGRAFIS: Infrastruktur warisan Presiden Jokowi di Papua

“Pada dasarnya kalau ke salah satu yang sebelumnya Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan, itu arahan penugasan kepada mereka yang bekerja saat itu bagaimana menangani atau memantau dan mengevaluasi, di sana lebih fokus. pada proyek strategis atau proyek prioritas yang menjadi andalan presiden,” kata mantan Panglima TNI itu.

Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, KSP mempunyai fungsi yang lebih luas. Selain melakukan pemantauan dan evaluasi (monev) terhadap proyek-proyek prioritas nasional, KSP juga terlibat dalam komunikasi politik dan komunikasi publik.

“Khusus KSP, saat ini cakupan kegiatannya sangat luas. Ada monitoring dan evaluasi, ada. penutup“Ada komunikasi politik dan komunikasi publik, ada isu-isu strategis, jadi cakupannya memang lebih luas,” ujarnya.

Di sisi lain, Moeldoko menegaskan, jika masih dibutuhkan badan serupa KSP, maka tidak menutup kemungkinan ada penyesuaian atau pengalihan fungsi di dalamnya. Salah satu fungsi yang mungkin tidak lagi menjadi bagian KSP adalah komunikasi politik dan publik. Sebab, PCO mampu menangani tugas tersebut.

“Untuk mengelola isu-isu strategis dan komunikasi politik, komunikasi publik dan yang terpenting komunikasi politik dan komunikasi publik, PCO-lah yang berperan mengambil posisi itu,” ujarnya.

Dengan demikian, jika KSP tetap eksis di bawah pemerintahan Prabowo, fokus utamanya akan lebih terbatas pada pemantauan dan evaluasi sejumlah program strategis nasional (PSN).

Namun, kata dia, keputusan akhir keberadaan KSP ada di tangan Prabowo selaku presiden.

“Menurut saya sebaiknya dilakukan dengan monev, monitoring dan evaluasi terhadap program Prioritas nasional dan PSN. Kedua, memastikan program tersebut terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Halaman berikutnya

“Khusus KSP, ruang lingkup kegiatannya saat ini sangat luas. Ada monitoring dan evaluasi, ada penangkalan, ada komunikasi politik dan komunikasi publik, ada penanganan isu-isu strategis, jadi cakupannya benar-benar lebih luas,” ujarnya. dikatakan.



Sumber