Kemenhub Sebut Banyak Pemda Ingin Jalankan Kereta Tanpa Jalur, Apa Keuntungannya?

Rabu, 2 Oktober 2024 – 00:06 WIB

Jakarta, VIVA – Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Vasal mengatakan, sejauh ini sudah ada sejumlah pemerintah daerah atau pemerintah daerah yang mengusulkan kegiatan tersebut. angkutan cepat kereta api otonom (ART) alias kereta otonom, sebagai salah satu angkutan umum di daerahnya.

Baca juga:

Kementerian Perhubungan menyatakan proyek kereta cepat ke Surabaya akan terus berlanjut di era Prabowo

Meski demikian, meski sejalan dengan visi Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan penggunaan kereta otonom, Risol mengaku pihaknya masih berupaya melakukan serangkaian uji coba terhadap kereta tersebut.

“Sudah ada (sejumlah pemerintah daerah yang meminta penggunaan kereta otonom), tapi masih kita diskusikan,” kata Risal di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024.

Baca juga:

Menhub menampilkan 521 infrastruktur transportasi yang berhasil dibangun dalam 10 tahun masa jabatan Presiden Jokowi

Kereta Rel Otonom atau Autonomous Rail Transit (ART)

Ia menjelaskan, serangkaian pengujian sedang dilakukan agar kereta otonom ini layak dioperasikan di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga menurutnya, rencana operasi ART di kabupaten/kota ini akan dibicarakan lebih lanjut.

Baca juga:

Menteri Perhubungan Budi mengungkap jalur kereta api sepanjang 1.731 kilometer akan dibangun pada 2015-2024

“Kami masih melakukan pengujian untuk memastikan kereta otonom ini layak dan akan digunakan di Indonesia,” ujarnya.

Terkait daerah mana saja yang mengajukan pengoperasian kereta otonom, Risol menyebutkan sejumlah daerah yang sudah mengajukan ke Kementerian Perhubungan.

– Iya kita tanya di Semarang, Bali tanya, Surabaya ada, Bogor – kata Risol.

Presiden Jokowi uji coba kereta trem (autonomous rapid transit) di IKN

Presiden Jokowi uji coba kereta trem (autonomous rapid transit) di IKN

Dia menjelaskan, tingginya minat pemerintah kabupaten/kota terhadap penggunaan transportasi jenis baru ini terkait dengan berbagai keunggulannya. Salah satunya adalah kereta tanpa rel ini bisa dibuat khusus sesuai dengan ukuran kereta dan rel yang digunakan. Sehingga nantinya bisa disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada di masing-masing kabupaten/kota.

“Kami sedang melakukan penelitian terhadap kereta otonom agar lebih efisien, efektif dan dapat digunakan di berbagai kabupaten/kota. Sebenarnya kereta otonom juga ada. disesuaikankami juga dapat menyesuaikan ukuran, rel, dll. “Kami sudah berdiskusi dengan mereka (produsen ART),” kata Risal.

Apalagi, lanjut Risal, kereta otonom ini lebih murah pengoperasiannya dibandingkan jenis angkutan kereta api lainnya karena tidak memerlukan pembangunan infrastruktur baru seperti rel.

“Pemerintah daerah punya peluang pembiayaan yang lebih baik karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk infrastruktur. Karena infrastrukturnya adalah jalan yang sudah dilengkapi marka. Kita tinggal tambah marka, kita tambahkan sistem tol untuk pergerakan kereta api mandiri,” tuturnya.

Halaman berikutnya

– Iya kita tanya di Semarang, Bali tanya, Surabaya ada, Bogor – kata Risol.

Halaman berikutnya



Sumber