Mahasiswa ITB STIKOM Bali menciptakan mesin berteknologi AI untuk memilah jeruk

Rabu, 11 September 2024 – 10:38 WIB

Ya, HIDUP – Karya robotik mahasiswa ITB STIKOM Bali diapresiasi Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas saat menghadiri festival kekayaan intelektual di Verdhi Budaya Art Center pada 6-7 September 2024.

Baca juga:

Koleksi busananya terinspirasi dari Lampung Ramaikan Front Row Paris 2024

ITB STIKOM Bali mewakili ilmu pengetahuan tertinggi, dipamerkan produk teknologi mesin pemilah buah jeruk menurut ukuran dan tingkat kematangan. Teknologi pertanian digital dibangun melalui penggunaan kecerdasan buatan.

Gede Angga Pradipta dari Departemen Riset, Pengabdian Masyarakat dan HKI ITB STIKOM Bali mengatakan, telah dikembangkan teknologi untuk memilah buah jeruk secara otomatis.

Baca juga:

Usai aksi unjuk rasa mendukung putusan Mahkamah Konstitusi, puluhan mahasiswa di NTB dipanggil polisi.

“Kegiatan kemarin adalah pameran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang khusus mempromosikan produk HKI di Denpasar dan Bali. Di sana kami memamerkan produk-produk teknologi yang berpotensi untuk dipatenkan,” kata Angga, Selasa, 10 September 2024.

Mesin pemilah buah jeruk berbasis AI dipamerkan di festival tersebut dan mendapat penghargaan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Suprathman Andi Agtas.

Baca juga:

Kolaborasi dan keterlibatan global adalah kunci kesuksesan di era digital

“Kami berharap kedepannya teknologi ini dapat dikembangkan secara luas di bidang pertanian,” kata Angga.

I Made Liandana, S.Kom, guru penanggung jawab proyek robotika, menambahkan bahwa ide dasar kerja robotik berasal dari proses pemilahan buah-buahan yang dilakukan secara manual.

Teknologi dirancang selama 3 bulan sejak proses perancangan aplikasi dan perancangan perangkat lunak. Dan langkah selanjutnya adalah proses mengintegrasikan software ke dalam hardware dan algoritma AI.

“Buah jeruk dibedakan menjadi ukuran besar, sedang, dan kecil serta tingkat kematangannya berdasarkan warna,” kata Liandana.

Teknologi ini menggunakan pengontrol mikro seperti pemantauan dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk menjamin tingkat akurasi dalam penyortiran,” imbuhnya.

Menurutnya, teknologi pemilahan buah yang dikembangkan mahasiswa ITB STIKOM Bali saat ini masih dalam bentuk prototype dan ada kemungkinan untuk dikembangkan lebih lanjut.

“Patennya masih tertunda, butuh waktu 6 bulan untuk mengajukannya lalu menunggu kunjungan lapangan. Diperkirakan sekitar 1,5 tahun untuk bisa diberikan karena pengurusan paten lebih lama dibandingkan HKI” kata Liandana.

Halaman selanjutnya

I Made Liandana, S.Kom, guru penanggung jawab proyek robotika, menambahkan bahwa ide dasar kerja robotik berasal dari proses pemilahan buah-buahan yang dilakukan secara manual.

Halaman selanjutnya



Sumber