Menurut para ahli, kekuatan keempat TNI ini terpanggil karena dunia maya telah menjadi medan perang yang tak kasat mata

Kamis, 5 September 2024 – 08:32 WIB

Semarang, VIVA – Dosen Pascasarjana Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Dr Pratama Persadha berpendapat bahwa TNI sedang mencari pimpinan TNI Cyber ​​Force (dimensi keempat) yang berkompeten di bidang ilmu keamanan siber.

Baca juga:

Menkominfo mengatakan Singapura sudah punya kekuatan siber, RI bukan negara besar

Di era digital yang semakin canggih, kata Pratama yang juga pakar keamanan siber, dunia maya telah menjadi medan pertempuran yang tidak kasat mata namun sangat berpengaruh.

“Kepemimpinan yang berkompeten tinggi sangat penting karena tantangan di dunia maya menjadi semakin kompleks dan beragam,” kata Pratama, yang juga Ketua Lembaga Penelitian Keamanan Siber CISSReC. DI ANTARA di Semarang, Jawa Tengah, Rabu malam, 4 September 2024.

Baca juga:

86 Perwira Tinggi TNI Diangkat, Kepala Staf TNI Gelar Upacara Kehormatan

Gambar serangan cyber.

Oleh karena itu, kata Pratama, diperlukan pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek keamanan siber, termasuk perkembangan ancaman, teknologi terkini, dan regulasi terkait.

Baca juga:

Danrem 151/Binaiah Pimpin Rakor HUT ke-79 TNI di Wilayah Maluku

Pratama menyatakan bahwa seorang pemimpin yang kompeten dapat memimpin tim secara efektif dan mampu memberikan respons yang cepat dan akurat dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons ancaman siber dalam menghadapi ancaman siber yang selalu berubah.

Menurut dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ini, pemimpin yang kompeten dapat merancang kebijakan yang efektif dan adaptif sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada.

Ia meyakini pemimpin yang berkompeten dapat menciptakan kerja sama yang efektif dan saling menguntungkan, karena keberhasilan dalam melindungi keamanan siber nasional juga bergantung pada kemampuannya dalam bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, swasta, dan lembaga internasional.

Gambar perang cyber.

Demonstrasi perang cyber.

Jika nantinya TNI sudah membentuk dimensi sibernetik, Pratama memandang perlu kepemimpinan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diberikan kepada orang-orang yang memiliki keterampilan ahli sandi level 3, lulusan pelatihan siber dan sandi di BSSN. atau Badan Kripto Nasional.

Menurut Pratama, tidak peduli apakah itu dari pihak sipil, militer, atau polisi. Namun, yang penting adalah memilikinya penghapusan kriptografi, penghapusan keamanandan kompetensi yang kuat di bidang siber dan kata sandi.

Menurutnya, hal ini penting agar BSSN dapat menyeimbangkan kemampuan Pasukan Siber TNI, sehingga kolaborasi dan kerja sama di bidang pertahanan siber dapat terjalin dengan baik dan pada akhirnya meningkatkan ketahanan dan keamanan siber Indonesia. (semut)

Halaman berikutnya

Menurut dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ini, pemimpin yang kompeten dapat merancang kebijakan yang efektif dan adaptif sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada.

Halaman berikutnya



Sumber