Faisal Basri mengenang Luhut: Indonesia kehilangan pemikir besar

Kamis, 5 September 2024 – 10:57 WIB

Jakarta, VIVA – Kabar duka melanda dunia perekonomian Indonesia dengan meninggalnya ekonom senior Faizal Basri pada Kamis 5 September 2024 pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

Baca juga:

Faisal Basri di mata sahabat: idealis – pembela kepentingan umum

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsor Panjaitan mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Faisal Basri. Ia menilai Faisal adalah contoh intelektual yang tetap teguh pada prinsipnya meski kerap berbeda pandangan dengan pemerintah.

“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. “Saya berharap segala pengabdiannya kepada negara menjadi amal shaleh dan mendapat tempat yang terbaik di hadapan Tuhan Yang Maha Esa,” kata Luhut dalam keterangannya, Kamis, 5 September 2024.

Baca juga:

Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia

Ekonom senior Faisal Basri

Luhut mengungkapkan pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada tahun 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi COVID-19.

Baca juga:

Dradjad Vibowo: Kehutanan dan konservasi alam penting bagi pembangunan ekonomi

“Kami terakhir bertemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah COVID-19. Saat itu beliau memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam rancangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sudut pandang ekonomi. keseimbangan antara kesehatan dan menjaga perekonomian negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan Faisal Basri dikenal sebagai sosok yang aktif memberikan masukan terkait kebijakan nikel di bawah ini, proyek yang menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Pak Faisal sering berbicara tentang perekonomian Indonesia, termasuk persoalan hilirisasi pertambangan nikel. Meski terkadang berbeda pendapat, saya selalu menghargai setiap pendapat dan argumen yang disampaikannya, ujarnya.

Meski berkali-kali berbeda pandangan, Luhut mengungkapkan kekaguman pribadinya terhadap Faisal Basri sebagai sosok yang sangat tidak mementingkan diri sendiri dan jujur.

Ekonom Senior Indef, Faisal Basri.

Ekonom Senior Indef, Faisal Basri.

Foto:

  • VIVA / Muhammad Yudha Prasetya

“Saya selalu menghormati cara Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati dan mau mendengarkan dengan baik, meski berbeda pendapat. Keberanian dan kejujurannya dalam berdebat menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual,” kata Luhut.

Menurut Luhut, meski dalam banyak kasus mereka berbeda pendapat dalam perdebatan politik, Faisal Basri tidak pernah menjadikan kritik sebagai alat untuk menghancurkan, melainkan untuk membangun.

“Beliau kritis, tapi selalu semangat untuk melakukan perbaikan. Itu yang sangat saya kagumi dari beliau. Kita butuh lebih banyak sosok seperti Pak Faisal di Indonesia,” imbuhnya.

Halaman berikutnya

Pak Faisal sering berbicara tentang perekonomian Indonesia, termasuk persoalan hilirisasi pertambangan nikel. Meski terkadang berbeda pendapat, saya selalu menghargai setiap pendapat dan argumen yang disampaikannya, ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber