Jumat, 6 September 2024 – 03:10 WIB
Jakarta, VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengimbau seluruh pekerja humas membentuk perlawanan masyarakat untuk melindungi perempuan, anak, dan remaja dari ideologi radikalisme dan terorisme.
Baca juga:
Para ahli mengatakan fokus BNPT pada perlindungan perempuan, anak-anak dan remaja sudah tepat
“Hubungan masyarakat pemerintah yang tersebar dari pusat hingga daerah merupakan salah satu potensi besar yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pengelolaan komunikasi publik terkait dengan program pengembangan ketahanan masyarakat dalam rangka melindungi perempuan, anak, dan remaja dari tindakan ekstrimis. ideologi. radikalisme dan terorisme,” kata Sekretaris Jenderal BNPT Bangbang Surano di Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Baca juga:
BNPT: Hanya di Indonesia, belum ada pelaku teroris asing yang melibatkan anak kecil
Menurut Bangbang, perlindungan perempuan, anak, dan remaja sudah menjadi program prioritas BNPT. Penyebabnya adalah semakin meningkatnya keterlibatan perempuan, anak, dan remaja dalam aksi kriminal teroris yang terjadi di Indonesia.
Meningkatnya peran perempuan dan anak terlihat pada peristiwa bom Surabaya tahun 2018. Serangan ini pertama kali melibatkan keluarga sebagai pelaku, termasuk perempuan dan anak. I-Khub juga menyampaikan bahwa ada tiga kelompok yang rentan terhadap serangan teroris, yaitu kelompok proses radikalisasi, yaitu perempuan, remaja dan anak-anak,” katanya.
Baca juga:
Setelah 4 tahun, Aura Kasih akhirnya bebas membiarkan mantan suaminya melihat anak-anaknya
Melalui forum kehumasan ini, Sekretaris BNPT berharap para pejabat humas pemerintah dapat secara terbuka menggalang dukungan masyarakat terhadap perlindungan anak dan perempuan.
“Saya sangat berharap pertemuan Bakohumas ini dapat memutuskan untuk mencapai satu tujuan, yaitu meningkatkan secara nyata dukungan masyarakat terhadap perlindungan anak dan perempuan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Humas dan Manajemen Direktorat Jenderal Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hasim Gautama mengimbau para humas pemerintah mampu menciptakan cerita dan menebar narasi terkait kerja sama. dan kolaborasi. pencegahan paparan ideologi radikalisme teroris.
“Para pejabat humas pemerintah dan anggota Bakohumas harus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menciptakan sebuah narasi yang kuat dan mudah dipahami masyarakat. Kemudian, gunakan untuk mewarnai ruang publik digital dengan narasi-narasi terkait pencegahan paparan ideologi radikalisme dan terorisme. ,” kata Hasim.
Sebagai informasi, forum ini dihadiri 100 peserta dari 48 K/L. Sejumlah narasumber seperti eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terpapar ideologi radikal terorisme Listoati, Kelompok Pakar BNPT Darmansja Jumala dan Pakar Komunikasi BNPT Dian Agustin Nuriman diperkenalkan.
Halaman selanjutnya
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Humas dan Manajemen Direktorat Jenderal Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hasim Gautama mengimbau para humas pemerintah mampu menciptakan cerita dan menebar narasi terkait kerja sama. dan kolaborasi. pencegahan paparan ideologi radikalisme teroris.