Presiden RRT Sebut Kehadiran Paus Fransiskus Buktikan Indonesia Negara Harmoni Antar Umat Beragama

Rabu, 4 September 2024 – 20:18 WIB

Jakarta, VIVA- Presiden RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai kehadiran pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia yang juga Ketua Vatikan, Paus Fransiskus, merupakan suatu kehormatan, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang toleran. dan melindungi kebebasan beragama.

Baca juga:

Komentar! Jemaah yang hendak merayakan Misa bersama Paus Fransiskus di GBK akan menjalani pemeriksaan fisik

“Dengan membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang toleran, melindungi kebebasan beragama sekaligus membuka ruang dialog antar umat beragama untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antar umat beragama,” kata Bamsoet usai bergabung dengan Presiden Jokowi dan kepala negara lainnya menerima Paus Fransiskus. . di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 4 September 2024.

Bamsoet juga menyebutkan, pemahaman hidup damai merupakan pesan universal yang dipuji dan didukung oleh setiap agama.

Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus di Istana Negara Jakarta

Baca juga:

MUI menyatakan tidak ada pelanggaran terhadap azan yang disiarkan televisi dengan teks yang dikumandangkan saat misa

“Perdamaian diperlukan agar setiap bangsa dapat hidup berdampingan. “Perdamaian menjadi titik temu berbagai perbedaan, karena dunia begitu kaya akan keberagaman sehingga tidak mungkin memaksakan keseragaman,” kata politikus Golkar itu.

Menurut Bamsoet, isu moderasi beragama sudah menjadi isu global, bermula dari tekanan terhadap kebebasan beragama akibat intoleransi.

“Hari Toleransi Internasional setiap tahun pada tanggal 16 November, yang ditetapkan oleh PBB, mengakui bahwa intoleransi dalam semua aspek kehidupan, termasuk kehidupan beragama, merupakan bahaya yang harus dilawan bersama oleh komunitas internasional.”

Bamsoet mengatakan, bangsa Indonesia sendiri sudah menjadi bangsa yang majemuk sejak awal berdirinya. Hal ini ditandai dengan diakuinya enam agama di Indonesia dan puluhan aliran kepercayaan agama.

“Dengan pluralisme ini, moderasi dalam kehidupan beragama akan menjadi faktor utama terwujudnya kerukunan dan kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Meski demikian, ia menjelaskan moderasi beragama bukan berarti mengabaikan ajaran nilai-nilai agama.

Sebab, kata Bamsoet, nilai-nilai agama sangat mengajarkan kita untuk menjaga keharmonisan hubungan dan menjaga harkat dan martabat manusia.

“Bagi kita di Indonesia, hubungan antara agama dan negara diatur secara khusus, dimana kita bukanlah negara yang beragama berdasarkan agama tertentu. Namun kita juga bukan negara sekuler, karena negara kita adalah negara yang berdasarkan nilai-nilai Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Baca juga:

Panglima TNI jamin GBK besok aman, hanya misa bersama Paus Fransiskus

Wakil Ketua Komisi 8 Republik Tajikistan Tobagus As Hasan Syadzili

Masyarakat diminta tidak membuat rumor mengenai teks azan pada Misa Paus Fransiskus besok.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR As Hasan Syadzili meminta masyarakat tidak membuat gaduh soal azan yang diubah menjadi teks fasih atau teks fasih di televisi pada upacara akbar besok.

img_title

VIVA.co.id

4 September 2024



Sumber