Harga aset kripto anjlok hingga mencatatkan outflow terbesar dalam 4 bulan terakhir

Rabu, 4 September 2024 – 21:40 WIB

Jakarta, VIVA – Bitcoin (BTC) melemah di pasar pada Rabu pagi (4/9/2024). Harga Bitcoin turun karena sentimen negatif dari laporan data manufaktur AS, yang menghidupkan kembali kekhawatiran resesi AS.

Baca juga:

Saham Asia menguat setelah saham Nvidia dijual di tengah kekhawatiran resesi AS

Pasar global bergejolak karena penurunan tajam di pasar AS dan Asia. Sejumlah indeks utama di kawasan melemah sekitar 10 persen.

Nasdaq Composite dan S&P 500 turun 3,5 persen. Di pasar Asia, kerugian dipimpin oleh indeks Nikkei 225 Jepang yang turun lebih dari 4 persen.

Baca juga:

Indonesia bisa menjadi pemain kunci, kata eksekutif perusahaan kripto

Kutipan dari meja koin, Harga Bitcoin mencapai level 55.500 dolar. Sebelumnya, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia ini berada di posisi tersebut pada 8 Agustus 2024.

Baca juga:

Saham-saham Asia menguat karena laporan pengangguran dan PDB meredakan kekhawatiran resesi

Bitcoin telah berhasil pulih dengan menelusuri kembali hampir semua kenaikannya selama sebulan terakhir. Penurunan juga menimpa koin Solena (SOL) dan Ethereum (ETH) sebesar lebih dari 7 persen.

Sebelas aset kripto terbesar ini mencatatkan arus keluar harian kumulatif sebesar USD 287,8 juta atau setara Rp 4,46 triliun. Nilai transaksi tersebut merupakan nilai nominal terbesar sejak 1 Mei 2024.

Bitcoin memimpin arus keluar sebesar $162,3 juta. Grayscale Bitcoin telah mencatat arus keluar sebesar USD 50,4 juta.

Sementara itu, BITB dan ARK masing-masing mengalami kerugian sebesar $25 juta dan $33,6 juta, sementara perusahaan lain berkontribusi terhadap sisa arus keluar. IBIT BlackRock mencapai nol untuk hari perdagangan kedua berturut-turut.

Halaman berikutnya

Bitcoin memimpin arus keluar sebesar $162,3 juta. Grayscale Bitcoin telah mencatat arus keluar sebesar USD 50,4 juta.

Halaman berikutnya



Sumber