Kamis, 15 Agustus 2024 – 13:37 WIB
Jakarta, VIVA – Ahli gastroenterologi terkenal, prof. Dr. Dr. Ari Fakhrial Syam, SpPD-KGEH bersama Key Opinion Leaders (KOL) Indonesia meluncurkan uji coba Fexuprazan yang bertujuan untuk mengevaluasi pengurangan gejala dan keamanan pada pasien penyakit gastroesophageal reflux (GERD) di Indonesia.
Baca juga:
Hati-hati, 6 obat ini tidak boleh dikonsumsi bersama teh dan kopi
Fexuprazan, obat baru ke-34 dari Korea Selatan, yang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical, adalah penghambat asam kalium kompetitif (P-CAB) yang meredakan gejala dengan cepat sejak dosis pertama, menghilangkan kebutuhan akan aktivasi yang dimediasi asam oleh penghambat pompa proton (PPI). Gulir untuk informasi lebih lanjut!
Fitur ini mengatasi keterbatasan umum PPI seperti permulaan kerja yang tertunda dan pelepasan asam yang tidak lengkap. Uji klinis fase 3 baru-baru ini di Korea Selatan menemukan bahwa fexuprazan lebih efektif dibandingkan esomeprazole, dengan lebih banyak pasien yang mengalami perbaikan gejala dalam beberapa hari pertama pengobatan.
Baca juga:
6 Perbedaan Otak Atlet dan Non Atlet
Selain itu, perpanjangan waktu paruh Fexuprazan sebesar 9 jam mendukung pengendalian gejala malam hari yang lebih baik, yang penting untuk kenyamanan dan pemulihan pasien.
Baca juga:
Fakta dan Mitos, Apakah MSG Berbahaya?
Uji coba investigasi (IIT) ini mendapat obat baru investigasi (IND) pada 23 Juli 2024 dan akan dilakukan di tiga lokasi di Jakarta, antara lain Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rumah Sakit Islam Cempaka Putih (RSI Cempaka Putih). , dan Rumah Sakit Ruma Menteng Mitra Afia (RSMMA).
Lokasi-lokasi ini dipilih untuk memastikan keterwakilan dan keragaman pasien di Indonesia yang luas, yang penting untuk data komprehensif mengenai kemanjuran Fexuprazan di berbagai demografi.
Dibandingkan dengan pengobatan yang ada, Fexuprazan secara signifikan meningkatkan pengendalian gejala seperti mulas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Uji coba ini juga menyoroti komitmen KOL Indonesia dalam mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi melalui penelitian inovatif.
“Hasil penelitian dari uji klinis ini tidak hanya akan mendefinisikan kembali pengobatan GERD di Indonesia, tetapi juga menjadi tolok ukur standar pelayanan pasien di tingkat nasional. Penelitian yang sesuai dengan kebutuhan lokal ini bertujuan untuk meningkatkan praktik pelayanan kesehatan dan memberikan masyarakat kita “Manfaat langsung dari kemajuan global dalam bidang kedokteran,” kata Profesor Ari dalam keterangannya, Kamis, 15 Agustus 2024.
Songsu Park, CEO Daewoong Pharmaceutical, menambahkan kerja sama dengan peneliti Indonesia tidak hanya mendorong inovasi medis, tetapi juga menjawab kebutuhan kesehatan khusus masyarakat Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan pasien melalui perawatan inovatif seperti Fexuprazan,” ujarnya.
Pada Juli 2024, Fexuprazan sedang atau akan dipasarkan di 30 negara, termasuk Korea, Filipina, Meksiko, Ekuador, dan Chili. Permohonan pasar telah diajukan di 11 negara, termasuk Tiongkok, Brasil, dan Arab Saudi. Termasuk 14 negara seperti India dan Uni Emirat Arab yang telah menandatangani kontrak ekspor, Fexuprazan siap memasuki total 30 negara.
Halaman berikutnya
Dibandingkan dengan pengobatan yang ada, Fexuprazan secara signifikan meningkatkan pengendalian gejala seperti mulas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Uji coba ini juga menyoroti komitmen KOL Indonesia dalam mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi melalui penelitian inovatif.