Sejak perang Gaza pada 7 Oktober, Israel telah mengalami 3 miliar serangan siber

Minggu, 14 Juli 2024 – 04:30 WIB

Tel Aviv – Israel telah mencatat 3 miliar serangan siber terhadap sistem komputer militernya sejak 7 Oktober. Demikian pemberitaan media Israel pada Jumat 12 Juli 2024.

Baca juga:

Terperangkap, 3 tank Israel hancur akibat pengeboman brigade Al-Qassam.

Racheli Dembinski, komandan Pusat Sistem Komputer dan Informasi Angkatan Darat, mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz bahwa jumlah upaya serangan dunia maya terhadap sistem komputer IDF (tentara) telah mencapai 3 miliar sejak dimulainya perang.

“Serangan itu menargetkan sistem komputasi awan operasional utama tentara, yang mencakup perangkat lunak yang digunakan tentara di lapangan untuk mengelola pertempuran, menemukan lokasi pasukan, dan berbagi informasi secara real time,” kata Dembinski, seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu, Juli 13 Agustus 2024.

Baca juga:

AS terus mengirimkan bom seberat 500 pon ke Israel

Dembinski tidak merinci jenis serangan siber apa yang dilakukan selama perang dan berapa tingkat risikonya.

Baca juga:

Drone Hizbullah membunyikan sirene peringatan di Galilea dan Israel

“Semua serangan telah berhasil digagalkan. Serangan ini tidak merusak sistem militer mana pun,” katanya.

Diakuinya, pada awal penyerangan pada 7 Oktober, dia yakin sistem peringatan tentara telah dikompromikan.

Tentara Israel mengatakan penyelidikan menunjukkan bahwa tentaranya tidak siap menghadapi skenario infiltrasi skala besar yang terjadi hari itu.

Sebagai informasi, menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas, dan sekitar 88.300 lainnya terluka.

Reruntuhan bangunan di wilayah Shujaya Kota Gaza akibat serangan Israel

Reruntuhan bangunan di wilayah Shujaya Kota Gaza akibat serangan Israel

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade ketat terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Halaman selanjutnya

Tentara Israel mengatakan penyelidikan menunjukkan bahwa tentaranya tidak siap menghadapi skenario infiltrasi skala besar yang terjadi hari itu.

Halaman selanjutnya



Sumber