Sabtu, 13 Juli 2024 – 21:19 WIB
VIVA- Diet adalah program penerapan jenis makanan tertentu untuk menurunkan berat badan. Ada banyak jenis diet yang bisa Anda pilih untuk mencapai tubuh ideal.
Baca juga:
Hindari Kematian Mendadak dengan Pantau Kesehatan Jantung, Ini yang Perlu Anda Lakukan
Ada banyak jenis diet yang bisa Anda pilih. Adanya berbagai jenis diet memang membuat banyak hal menjadi membingungkan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang luas untuk menentukan pola makan yang benar dan aman. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah efek sampingnya agar tidak berbahaya bagi kesehatan Anda.
Awal Waktu India, Di bawah ini adalah potensi efek samping dari beberapa jenis diet populer.
Baca juga:
Nila Moeloek menekankan pentingnya kesehatan mental dalam mencapai Indonesia emas
Jenis diet yang umum dan efek sampingnya
Baca juga:
Rahasia Jus Pakkoi untuk Menurunkan Berat Badan dan Bikin Kulit Glowing, Simak Resepnya!
1. Diet ketogenik
Diet keto atau ketogenik merupakan program diet yang menggantikan karbohidrat dengan lemak untuk mempercepat proses penurunan berat badan. Jadi, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi yang seharusnya diperoleh dari karbohidrat. Kondisi ini disebut ketosis. Dampaknya badan menjadi lemas, sakit kepala, mual, dehidrasi dan mudah emosi. Diet keto bisa menyebabkan kekurangan nutrisi karena terbatasnya variasi makanan.
2. Diet Paleo
Diet Paleo menganjurkan pola makan yang mirip dengan nenek moyang kita, yaitu hanya mengonsumsi makanan utuh. Misalnya daging, ikan, buah dan sayur.
Dilarang mengonsumsi sereal, susu, dan produk olahannya. Efek samping dari diet paleo adalah asupan protein berlebihan memberikan beban berat pada ginjal sehingga berpotensi meningkatkan kerusakan.
3. Pola makan vegan
Seperti namanya, pola makan vegan menggunakan pola makan yang hanya mengonsumsi produk hewani, termasuk daging, susu, dan telur. Pola makan vegan menjadi populer sebagai upaya penurunan berat badan karena memiliki banyak sekali manfaat.
Selain itu, pola makan vegetarian berpotensi berdampak pada risiko penyakit kronis. Karena tubuh kekurangan nutrisi, tubuh menderita anemia, pengeroposan tulang, dan gangguan neurologis.
4. Puasa intermiten
Puasa intermiten adalah metode diet yang melibatkan puasa dalam jangka waktu tertentu. Umumnya program puasa intermiten ini dilakukan selama 12 hingga 40 jam.
Jenis diet ini menyebabkan rasa lapar yang ekstrim. Hal ini menimbulkan efek samping berupa mudah tersinggung dan tingkat energi yang rendah.
5. Pola makan Mediterania
Jenis diet ini menganjurkan seseorang untuk mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun. Protein diambil dari unggas dan ikan dalam jumlah kecil.
Diet mediterania dianggap sebagai program penurunan berat badan yang paling sehat lho. Namun, konsumsi lemak dan kacang-kacangan sehat secara berlebihan justru meningkatkan penambahan berat badan yang tidak terkontrol.
6. Diet Atkins
Diet Atkins adalah diet tinggi lemak dan protein serta rendah karbohidrat. Diet ini dikembangkan oleh seorang dokter bernama Robert S.
Makan terlalu banyak lemak dan protein dapat menyebabkan kadar kolesterol tinggi dan risiko penyakit kardiovaskular.
7. Pola makan makanan mentah
Raw food diet adalah pola makan yang terdiri dari makanan mentah dan tidak boleh dimasak, digoreng, atau direbus. Pola makan seperti ini menyebabkan kurangnya kelompok nutrisi tertentu yang dibutuhkan tubuh.
Efek sampingnya antara lain masalah pencernaan dan kekurangan nutrisi seperti protein, kalsium dan kalsium. Pengolahan bahan makanan menjadi masakan meningkatkan jumlah nutrisi yang tidak tersedia saat bahan makanan masih mentah.
8. Diet Jus
Diet jus adalah diet yang hanya mengonsumsi jus dari buah dan sayur. Dikatakan bahwa jus ini mendetoksifikasi tubuh dan meningkatkan penurunan berat badan. Diet ini disebut juga jus klauan.
Sayangnya, jus tidak mengandung nutrisi penting bagi tubuh. Hal ini menyebabkan hilangnya massa otot dan menurunkan laju metabolisme sebagai efek samping.
Halaman selanjutnya
2. Diet Paleo