Jumat, 12 Juli 2024 – 09:34 WIB
Washington – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemerintahannya diduga terlibat dalam kejahatan perang Israel dan pelanggaran hukum internasional dalam konflik Gaza. Dia juga menyerukan sanksi terhadap Israel.
Baca juga:
Jangan menghina Israel di Facebook dan Instagram
Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Newsweek selama pertemuan NATO di Washington bahwa pembunuhan brutal terhadap warga sipil, serangan terhadap rumah sakit, pusat bantuan dan tempat-tempat lain yang dilakukan Israel merupakan kejahatan perang.
“Tetapi pemerintah AS mengabaikan pelanggaran-pelanggaran ini dan memberikan bantuan terbesar kepada Israel. Mereka menyentuh pelanggaran-pelanggaran ini dan terlibat dalam pelanggaran-pelanggaran ini,” kata Erdoğan, menurut laporan tersebut. MingguJumat, 12 Juli 2024.
Baca juga:
Terpopuler: Rumah Mahfud di Madurai Digerebek KPK, SYL Divonis 10 Tahun Penjara
“Saat ini, siapa yang akan menjatuhkan sanksi seperti apa terhadap Israel karena melanggar hukum internasional? Ini adalah pertanyaan sebenarnya dan belum ada yang menjawabnya,” lanjut Erdogan.
Baca juga:
Fadli Zon diangkat menjadi Dewan Pertimbangan Parlemen Asia Tenggara tentang kemerdekaan Palestina.
Israel selalu membantah tuduhan kejahatan perang dalam pertempuran dengan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza. Mereka juga membantah bahwa mereka sengaja menargetkan warga sipil.
Menurut otoritas medis di Gaza, lebih dari 38.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah tewas sejak dimulainya perang pada 7 Oktober. Sekitar 1.200 warga Israel juga tewas dalam serangan lintas batas oleh Hamas yang memicu perang.
Turki, anggota NATO, mengutuk serangan Israel di Gaza, memutus perdagangan dengan Israel, dan mendukung Hamas.
Mereka telah berulang kali mengkritik negara-negara Barat atas dukungan mereka terhadap Israel dan menuntut agar Israel dihukum oleh pengadilan internasional.
Halaman selanjutnya
Turki, anggota NATO, mengutuk serangan Israel di Gaza, memutus perdagangan dengan Israel, dan mendukung Hamas.